Home » » Adab berdoa

Adab berdoa

Doa adalah ibadah. Oleh karena itu, ada beberapa etika atau adab yang harus dipatuhi dalam memanjatkannya. Imam Al-Ghazali dalam Ihyâ''Ulûmuddîn mengemukakan beberapa etika berdoa, sebagai berikut. 1. Memilih waktu yang baik Berdoa memang dapat dilakukan kapan pun, tetapi alangkah istimewanya apabila doa tersebut dipanjatkan pada waktu yang tepat dan mustajab, yaitu waktu sepertiga malam terakhir atau waktu sahur. Hal ini ditegaskan oleh Allah swt dalam firman-Nya, "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (Q.S. Adz-Dzariyat [51]: 17-18) Sabda Rasulullah saw juga memperkuatpernyataan ini. Beliau bersabda, "Pada setiap sepertiga malam terakhir, Allah turun ke langit dunia, seraya berfirman, 'Barangsiapa berdoa kepada-Ku, pasti Aku kabulkan. Barangsiapa meminta sesuatu kepada-Ku, pasti Aku beri. Dan barangsiapa meminta ampunan kepada-Ku, pasti Aku ampuni.'" (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) 2. Memilih keadaan yang baik (khidmat) Hakikatnya, waktu yang baik itu berkaitan dengan keadaan yang baik pula. Ketika kita dianjurkan berdoa pada waktu yang baik, waktu sahur misalnya, sebetulnya saat itu diharapkan bersinergi dengan keadaan yang baik juga. Sebagaimana dijelaskan oleh para ulama bahwa waktu sahur adalah waktu bagi hati manusia berada dalam kondisi bersih, ikhlas, dan terbebas dari segala pengaruh. Doa yang teruntai pada waktu itu pun akan memancar secara bersih dan tulus. 3. Menghadap kiblat dan mengangkat tangan Dalam hal mengangkat tangan ketika berdoa, sahabat Abu Darda' memerintahkan, "Angkatlah tinggi-tinggi tanganmu sebelum dikekang dengan belenggu." Dalil lain dapat kita dapati dari keterangan sahabat Ibnu Abbas r.a. bahwa "Rasulullah saw apabila berdoa selalu mengumpulkan kedua telapak tangannya dalam posisi tepat di hadapan wajahnya." (H.R. Thabrani dari Ibnu Abbas) 4. Diawali dengan berdzikir Dalam berdoa, hendaklah diawali dengan berdzikir kepada Allah swt. Akan lebih baik lagi apabila sebelum berdoa diawali dengan berdzikir menyebut nama-nama Allah yang indah atau Asmaul Husna. Demikian dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya, "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang terbaik)." (Q.S. Al-Isrâ' [17]: 110) Sementara itu Abu Sulaiman Ad-Darani menyatakan, "Barangsiapa berdoa kepada Allah hendaklah diawali dengan membaca shalawat kepada Nabi saw, baru kemudian berdoa. Setelah selesai, hendaklah ditutup pula mengabulkan doa yang dipanjatkan antara dua bacaan shalawat." 5. Dengan suara lembut Dalam menafsirkan ayat "Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya, dan carilah jalan tengah di antara kedua itu," (Q.S. Al-Isra' [17]: 110), Aisyah memberi penjelasan bahwa yang dimaksud shalat dalam ayat tersebut adalah berdoa. Jadi, ketika berdoa hendaklah suara kita dilembutkan. Allah swt telah memuji Nabi Zakariya a.s. yang selalu berdoa dengan suara lembut. Dalam hal ini, Allah swt menegaskan, "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang melampaui batas." (Q.S. Al-A'raf [7]: 55) 6. Tidak bersajak Saat membaca doa, janganlah memilih redaksi doa yang puitis atau bersajak. Tunjukkan sikap yang tadharru' (rendah diri, penuh harap). Rasulullah saw melarang berdoa dengan bersajakkarena doa seperti ini tidak akan mendatangkan maslahat. 7. Khusyu' dan Tadharru' (Merendahkan diri dan menundukkan hati) Dalam berdoa hendaklah dilakukan dengan kesungguhan, penuh harap, dan rasa takut. Allah swt berfirman, "Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami." (Q.S. Al-Anbiyâ'[21]: 90) 8. Yakin pasti terkabul Dalam berdoa hendaklah dibarengi dengan keyakinan bahwa doa yang kita panjatkan pasti akan terkabul. Nabi saw bersabda, "Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan bahwa doa yang kalian panjatkan pasti akan dikabulkan. Ketahuilah, Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang dalam hatinya kosong (tidak yakin atau ragu-ragu akan keterkabulannya)." (H.R. Tirmidzi dari Abu Hurairah) 9. Tidak tergesa-gesa untuk dikabulkan Jangan tergesa-gesa untuk dikabulkan sehingga mengakibatkan kita cepat bosan dan jemu dalam berdoa. Kita harus selalu mengulang-ulang doa kita. Rasulullah bersabda, "Doa salah seorang di antara kalian pasti dikabulkan, asalkan tidak tergesa-gesa untk segera terkabul, hingga ia mengatakan, 'Aku telah berdoa lama sekali tapi belum dikabulkan.' Dan apabila kalian berdoa, hendaklah meminta sesuatu yang banyak karena kamu meminta kepada DzatYang Mahamulia." (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) 10. Etika batiniah Dalam berdoa hendaklah memperhatikan etika batiniah. Sebab, dengan etika batiniahlah suatu doa akan lebih mudah dikabulkan. Apa etika batiniah itu? Yaitu diri yang bertaubat, menjauhi kezaliman, menghadapkan diri kepada Allah hikmat serta harapan yang tinggi (rajâ'). 11. Ditutup dengan shalawat, kemudian dilanjutkan dengan membaca: Subhâna rabbika rabbil-'izzati 'ammâ yashifûna wa salâmun 'alal-mursalîna wal-hamdulillahi rabbil-âlamîn. "Mahasuci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam." (Q.S. Ash-Sâffât[37]: 182)
Thanks for reading Adab berdoa

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar

Kritik dan Saran kami tunggu.
Terima Kasih