Doa sholat witir

thumbnail
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dan An-Nasa'i dari Ubay bin Ka'dab, Rasulullah saw setelah shalat Witir membaca doa berikut ini. Subhânal malikil quddûs- 3x "Mahasuci Raja Yang Mahasuci" Kemudian membaca: Rabbul malâ'ikati warruh "Tuhan para malaikat dan ruh." Dilanjutkan dengan membaca doa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ashabus-sunan dari Sayyidina Ali r.a. berikut ini. Allâhumma innî a'ûdzu bi ridhâka min sakhathika wa a'ûdzu bi mu'âfâtika min uqûbatika wa a'ûdzu bika minka lâ uhshi tsanâ'an 'alaika anta kamâ atsnaita 'alâ nafsika. "Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu, aku tak bisa menghitung pujian kepada-Mu sebagaimana Engkau memuji Dzat-Mu sendiri."

Doa sholat taubat

thumbnail
Selepas shalat, perbanyaklah membaca istighfar dan juga sayyidul istighfar (penghulu istighfar). Berikut ini adalah bacaan sayyidul istighfar: Allâhumma anta rabbî lâ ilâha illâ anta, khalaqtanî wa'ana 'abduka wa'ana alâ ahdika wawa'dika mastatha'tu, a'ûdzu bika min syarri mâ shana'tu, Wa'abû'u laka bini'matika 'alayya, wa'abû'u bidzambî, faghfir lî fa innahû lâ yaghfirudz-dzunûba illâ anta. Kemudian membaca doa berikut: Astaghfirullâhal-azhîm, al-ladzî lâ ilâha illâ huwal-hayyul-qayyûma wa'atûbu ilaih, taubata 'abdin zhâlimil lâ yamliku linafsihî dharraw walâ naf'aw walâ mautaw walâ hayataw walâ nusyûrâ. "Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Mahaagung, yang tidak ada tuhan melainkan Dia (Allah) Yang Mahahidup lagi berdiri sendiri. Aku juga bertaubat kepada-Nya, sebagai taubatnya seorang hamba yang menganiaya yang tiada dapat memiliki (menguasai) untuk dirinya sendiri akan kemadharatan dan tidak pula kemanfaatan, kematian, kehidupan, dan kebangkitan." Atau bisa juga membaca doaberikut: Astaghfirullâhal-azhîm, al-ladzî lâ ilâhaillâ huwal-hayyul-qayyûma wa'atûbu ilaih. Allâhummaghfir lî mâ qaddamtu wamâ akhkhartu wamâ asrartu wamâ a'lantu wamâ asraftu wamâ anta a'lamu bihî minnî, antal-muqaddimu wa' antal-mu 'akhkhiru lâ ilâha illâ anta. Allâhumma innî zhalamtu nafsî'zhulman katsîrâ, walâ yaghfirudz-dzunûba illâ anta faghfir lî maghfiratam min 'indik, warhamnî innaka antal-ghafûrur-rahîm. "Saya mohon ampun kepada Allah Yang Mahaagung, Dzat yang tidak ada tuhan kecuali Dia Yang Mahahidup lagi berdiri sendiri dan saya bertaubat kepada-Nya. Ya Allah, ampunilah dosaku yang telah lalu maupun yang akan datang, yang aku lakukan dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, dosa yang melampaui batas, dan dosa-dosa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkaulah Tuhan Yang Maha Mendahulukan dan Engkaulah Yang Maha Menangguhkan, tiada tuhan selain Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak. Dan tidak ada yang bisa memberi pengampunan kecuali Engkau. Karena itu, ampunilah aku dengan pengampunan dari sisi-Mu, dan curahkanlah rahmat kepadaku karena sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pengampun lagi Penyayang."

Doa sholat tasbih

thumbnail
Adapun bacaan tasbih ketika shalat Tasbih adalah sebagai berikut. Subhânallahi walhamdu lillâhi wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar. "Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, dan Allah Mahabesar" Berikut doa setelah shalat Tasbih: Allâhumma yassir 'alayya kulla 'asîr. Allâhumma yassir 'alayya 'alâ jami'il-a'malish-shâlihati wa yassir 'alayya 'alajtinâbi jamî'il mungkarât. Rabbanâ âtinâ fid-dunya hasanataw wafil âkhirati hasanataw waqinâ 'adzâban-nâr. Walhamdulillâhi rabbil- 'âlamîn. "Ya Allah, mudahkanlah atasku segala perkara yang sukar. Ya Allah, mudahkanlah atasku segala amal shalih, dan mudahkanlah aku untuk menjauhi segala kemungkaran. Ya Allah, berilah kami kebahagiaan di dunia dan berilah kami kebahagiaan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa api neraka, dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."

Doa sholat tahajud

thumbnail
Seusai mengerjakan shalat Tahajud, perbanyaklah memuji Allah swt dengan berulang kali menyebut nama-nama Allah yang baik (Asmâ ul Husna), memperbanya membaca shalawat kepada Nabi saw, membaca tasbîh, tahmîd, tahlîl, takbîr, dan istighfâr serta memohon kebahagian hidup di dunia maupun di akhirat dengan membaca doa: Rabbi adkhilni mudkhala shidiqiw wa' akhrijni mukhraja shidqin waj'al li mil ladunka sulthanan nashira. "Ya Allah, masukkanlah aku dengan masuk yang baik, dan keluarkanlah aku dengan keluar yang baik, dan berilah aku pertolongan langsung dari sisi-Mu." (Q.S. Al-Isra' [17]: 80) Kemudian lanjutkan dengan membaca doa Tahajud sebagaimana diajarkan oleh Nabi saw, yaitu Allâhumma lakal-hamdu anta qayyimus-samâwâti wal-ardhi waman fihînn, walakal-hamdu laka mulkus-samâwâti wal-ardhi waman fihînn, walakal-hamdu nûrus-samâwâti wal-ardhi, walakalhamdu antal-haqqu wawa'dukal-haqqu waliqâ 'uka haqquw wal-jannatu haqq, Wan-nâru haqq, wan-nabiyyûna haqq, Wamuhammadun shallallâhu 'alaihi wasallama haqq, was-sâ'atu haqq, allâhumma laka aslamtu, wabika âmantu, wa'alaika tawakkaltu, wa'ilaika anabtu wabika khâshamtu, wa'ilaika hâkamtu, faghfir lî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wamâ asrartu wamâ a'lantu antal-muqqaddimu wa'antalmu'akhkhiru lâ ilâha illâ anta aulâ ilâha ghairuka walâ haula walâ quwwata illâ billâh. "Ya Allah bagi-Mu segala puji, Engkaulah penegak langit dan bumi, alam semesta serta isinya. Bagi-Mu segala puji. Engkau Raja penguasa langit dan bumi. Bagi-Mu segala puji, pemancar cahaya langit dan bumi. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah yang haqq (benar), dan janji-Mu adalah benar, dan perjumpaan dengan-Mu adalah benar, dan neraka adalah benar, dan nabi-nabi itu benar, dan Nabi Muhammad saw. adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu kami rindu, dan kepada Engkaulah kami berhukum. Ampunilah kami atas kesalahan yang kami sembunyikan maupun yang kami nyatakan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan yang terakhir. Tiada Tuhan melainkan Engkau. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan melainkan dengan (pertolongan)Allah." (H.R. Bukhari)

Doa sholat istikharah

thumbnail
Setelah selesai shalat Istikharah bacalah doa berikut: Allâhumma innî astakhîruka bi'ilmika wa'astaqdiruka biqudratika wa' as'aluka min fadhlikal-'azhîmi fa'innaka taqdiru walâ aqdiru wata'lamu walâ a'lamu wa'anta 'allâmul-ghuyûb. Allâhumma in kunta ta'lamu anna hâdzal-amra (......) khairul lî fî dînî wama'âsyî wa'âqibati amrî faqdurhu lî wayassirhu lî tsumma bârik fîhi lî, wa'in kunta ta'lamu anna hâdzal-amra syarrul lî fî dînî wama'âsyî wa'âqibati amrî fashrifhu 'annî washrifnî 'anhu waqdur lî al-khairahaitsu kâna tsumma ardhinî bihî. "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon agar Engkau memilihkan sesuatu yang baik menurut-Mu. Dan aku memohon Engkau memberikan kepastian dengan ketentuan-Mu, dan aku memohon dengan kemurahan Engkau Yang Mahaagung. Karena, sesungguhnya Engkau yang berkuasa, sementara aku tidaklah kuasa, dan Engkaulah yang amat mengetahui segala sesuatu yang masih tersembunyi. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa persoalan ini (sebutkan persoalan yang dimaksud) baik bagiku, dalam agamaku, bagi penghidupanku, dan baik pula akibatnya bagiku, maka berikanlah ia kepadaku, dan mudahkanlah masalah ini bagiku, kemudian berilah keberkahan bagiku di dalamnya. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya hal ini tidak baik bagiku, bagi agamaku, penghidupanku, dan tidak baik akibatnya bagiku, maka jauhkanlah ia dariku, dan jauhkanlah aku darinya. Dan berilah kebaikan di mana saja aku berada, kemudian jadikanlah aku orang yang rela atas anugerah-Mu." (H.R. Bukhari dan Ashabus Sunan, dari Jabir bin Abdullah)

Doa sholat hajat

thumbnail
Setelah selesai mengerjakan shalat Hajat, lanjutkan dengan memperbanyak membaca dzikir terutama bacaan istighfar (minimal 100 kali), kemudian membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw (minimal 100 kali). Setelah berdzikir, beristighfar, dan membaca shalawat, lanjutkan kemudian dengan membaca doa berikut. La ilâha illallâh, al-halîmul-karîm, subhânallâhi rabbil- 'arsyil- 'azhîm, wal-hamdu lillâhi rabbil- 'âlamîn, as'aluka mûjibâti rahmatika wa'azâ ima maghfiratika wal-ghanîmata min kulli birriw was-salâmata min kulli dzanbiw walâ tada' lî dzanban illâ ghafartahu walâ hamman illâ farrajtahu walâ hâjatan hiya laka ridhan illâ qadhaitahâ yâ arhamar-râhimîn. "Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Pemurah lagi Mahamulia, Mahasuci Allah Tuhan Yang memelihara 'Arsy yang agung, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Aku memohon kepada-Mu segala sesuatu yang menyampaikan rahmat-Mu (surga) dan ampunan-Mu, keuntungan dari segala kebaikan, serta keselamatan dari segala dosa. Janganlah Engkau biarkan bagiku suatu dosa, kecuali Engkau mengampuninya dan suatu kesempitan tanpa Engkau melapangkannya, dan suatu hajat yang Engkau ridhai tanpa Engkau memenuhi-Nya. Terimalah wahai Yang Maha Penyayang."

Adab berdoa

thumbnail
Doa adalah ibadah. Oleh karena itu, ada beberapa etika atau adab yang harus dipatuhi dalam memanjatkannya. Imam Al-Ghazali dalam Ihyâ''Ulûmuddîn mengemukakan beberapa etika berdoa, sebagai berikut. 1. Memilih waktu yang baik Berdoa memang dapat dilakukan kapan pun, tetapi alangkah istimewanya apabila doa tersebut dipanjatkan pada waktu yang tepat dan mustajab, yaitu waktu sepertiga malam terakhir atau waktu sahur. Hal ini ditegaskan oleh Allah swt dalam firman-Nya, "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (Q.S. Adz-Dzariyat [51]: 17-18) Sabda Rasulullah saw juga memperkuatpernyataan ini. Beliau bersabda, "Pada setiap sepertiga malam terakhir, Allah turun ke langit dunia, seraya berfirman, 'Barangsiapa berdoa kepada-Ku, pasti Aku kabulkan. Barangsiapa meminta sesuatu kepada-Ku, pasti Aku beri. Dan barangsiapa meminta ampunan kepada-Ku, pasti Aku ampuni.'" (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) 2. Memilih keadaan yang baik (khidmat) Hakikatnya, waktu yang baik itu berkaitan dengan keadaan yang baik pula. Ketika kita dianjurkan berdoa pada waktu yang baik, waktu sahur misalnya, sebetulnya saat itu diharapkan bersinergi dengan keadaan yang baik juga. Sebagaimana dijelaskan oleh para ulama bahwa waktu sahur adalah waktu bagi hati manusia berada dalam kondisi bersih, ikhlas, dan terbebas dari segala pengaruh. Doa yang teruntai pada waktu itu pun akan memancar secara bersih dan tulus. 3. Menghadap kiblat dan mengangkat tangan Dalam hal mengangkat tangan ketika berdoa, sahabat Abu Darda' memerintahkan, "Angkatlah tinggi-tinggi tanganmu sebelum dikekang dengan belenggu." Dalil lain dapat kita dapati dari keterangan sahabat Ibnu Abbas r.a. bahwa "Rasulullah saw apabila berdoa selalu mengumpulkan kedua telapak tangannya dalam posisi tepat di hadapan wajahnya." (H.R. Thabrani dari Ibnu Abbas) 4. Diawali dengan berdzikir Dalam berdoa, hendaklah diawali dengan berdzikir kepada Allah swt. Akan lebih baik lagi apabila sebelum berdoa diawali dengan berdzikir menyebut nama-nama Allah yang indah atau Asmaul Husna. Demikian dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya, "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang terbaik)." (Q.S. Al-Isrâ' [17]: 110) Sementara itu Abu Sulaiman Ad-Darani menyatakan, "Barangsiapa berdoa kepada Allah hendaklah diawali dengan membaca shalawat kepada Nabi saw, baru kemudian berdoa. Setelah selesai, hendaklah ditutup pula mengabulkan doa yang dipanjatkan antara dua bacaan shalawat." 5. Dengan suara lembut Dalam menafsirkan ayat "Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya, dan carilah jalan tengah di antara kedua itu," (Q.S. Al-Isra' [17]: 110), Aisyah memberi penjelasan bahwa yang dimaksud shalat dalam ayat tersebut adalah berdoa. Jadi, ketika berdoa hendaklah suara kita dilembutkan. Allah swt telah memuji Nabi Zakariya a.s. yang selalu berdoa dengan suara lembut. Dalam hal ini, Allah swt menegaskan, "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang melampaui batas." (Q.S. Al-A'raf [7]: 55) 6. Tidak bersajak Saat membaca doa, janganlah memilih redaksi doa yang puitis atau bersajak. Tunjukkan sikap yang tadharru' (rendah diri, penuh harap). Rasulullah saw melarang berdoa dengan bersajakkarena doa seperti ini tidak akan mendatangkan maslahat. 7. Khusyu' dan Tadharru' (Merendahkan diri dan menundukkan hati) Dalam berdoa hendaklah dilakukan dengan kesungguhan, penuh harap, dan rasa takut. Allah swt berfirman, "Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami." (Q.S. Al-Anbiyâ'[21]: 90) 8. Yakin pasti terkabul Dalam berdoa hendaklah dibarengi dengan keyakinan bahwa doa yang kita panjatkan pasti akan terkabul. Nabi saw bersabda, "Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan bahwa doa yang kalian panjatkan pasti akan dikabulkan. Ketahuilah, Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang dalam hatinya kosong (tidak yakin atau ragu-ragu akan keterkabulannya)." (H.R. Tirmidzi dari Abu Hurairah) 9. Tidak tergesa-gesa untuk dikabulkan Jangan tergesa-gesa untuk dikabulkan sehingga mengakibatkan kita cepat bosan dan jemu dalam berdoa. Kita harus selalu mengulang-ulang doa kita. Rasulullah bersabda, "Doa salah seorang di antara kalian pasti dikabulkan, asalkan tidak tergesa-gesa untk segera terkabul, hingga ia mengatakan, 'Aku telah berdoa lama sekali tapi belum dikabulkan.' Dan apabila kalian berdoa, hendaklah meminta sesuatu yang banyak karena kamu meminta kepada DzatYang Mahamulia." (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) 10. Etika batiniah Dalam berdoa hendaklah memperhatikan etika batiniah. Sebab, dengan etika batiniahlah suatu doa akan lebih mudah dikabulkan. Apa etika batiniah itu? Yaitu diri yang bertaubat, menjauhi kezaliman, menghadapkan diri kepada Allah hikmat serta harapan yang tinggi (rajâ'). 11. Ditutup dengan shalawat, kemudian dilanjutkan dengan membaca: Subhâna rabbika rabbil-'izzati 'ammâ yashifûna wa salâmun 'alal-mursalîna wal-hamdulillahi rabbil-âlamîn. "Mahasuci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam." (Q.S. Ash-Sâffât[37]: 182)